Menteri P2MI Mukhtarudin Dorong Koperasi Pekerja Migran untuk Tingkatkan Kesejahteraan Pasca-Penempatan

KEMENTERIAN Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dan Kementerian Koperasi (Kemenkop) mendorong program usaha koperasi bagi pekerja migran Indonesia (PMI).

“Sinergitas ini penting, artinya dengan Kementerian Koperasi, tentu kita mendorong terbentuknya koperasi pekerja migran sesuai dengan harapan Kemenkop saat ini,” kata Menteri P2MI Mukhtarudin melalui keterangan pers, Sabtu (1/11/2025), dikutip dari Antaranews.

Sinergi antar-kementerian itu dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja migran pasca-penempatan.

Untuk itu, KP2MI dan Kemenkop berencana meningkatkan kerja sama tersebut melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang lebih operasional setelah sebelumnya menandatangani nota kesepahaman (MoU).

Kerja sama tersebut melengkapi program Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDKMP) yang diinisiasi pemerintahan Presiden Prabowo dan ditargetkan mencapai 81 ribut unit di seluruh Indonesia.

Melalui kerja sama tersebut, Mukhtarudin mengatakan bahwa program tersebut akan terintegrasi dengan 23 BP3MI (Balai Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) yang akan menjadi pusat pelatihan dan pendampingan para pekerja migran di daerah.

Sementara itu, Menteri Koperasi RI Ferry Juliantono menyoroti fenomena umum yang biasa terjadi di kalangan purna pekerja migran. “Biasanya, setelah pulang dari negara penempatan, mereka kembali ke daerah masing-masing dan ‘turun pangkat’ lagi. Uangnya tidak tahu mau dikemanakan,” kata Ferry.

Menurutnya, Koperasi Pekerja Migran menjadi solusi strategis. Oleh karena itu, kementeriannya mendukung program yang diinisiasi KP2MI.

“Uang itu justru bisa dikembangkan agar bermanfaat jangka panjang. Kami sangat mendukung Kementerian P2MI dalam pembentukan koperasi ini,” tegas Ferry.

Ferry juga menekankan peran Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih sebagai instrumen edukasi dan pemberdayaan di daerah.

“Harapan ke depan, pekerja migran purna menjadi anggota koperasi. Mereka punya kelebihan, bahasa, pengalaman, dan bisa menjadi akselerator kemajuan pasca-penempatan,” katanya.

Dan melalui kolaborasi tersebut, pemerintah berharap para purna pekerja migran tidak hanya pulang dengan uang, tetapi juga dengan modal usaha, keterampilan, dan jaringan yang berkelanjutan untuk membangun masa depan keluarga dan desa, katanya.

Sementara itu, selain kerja sama tersebut, KP2MI juga bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri melalui penandatanganan MoU untuk mendorong program Desa Migran Emas, yang saat ini menunggu payung hukum.

KP2MI juga saat ini tengah fokus pada pemberdayaan purna pekerja migran melalui literasi keuangan bagi keluarga PMI di tanah air.

“Kami mohon dukungan dan siap bekerja sama dalam sosialisasi serta edukasi. Karena pekerja migran purna ini memiliki keunggulan kompetitif yakni skill, pengalaman, dan kemampuan bahasa,” katanya. []