Mendukbangga Wihaji Apresiasi Tamasya An Nisa di Garut, Taman Asuh Rp500 Per Hari Jadi Inspirasi Nasional

MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala (BKKBN) Wihaji melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (11/11/2025). Dalam kunjungan tersebut, Wihaji meninjau langsung sejumlah program keluarga berkualitas di Kecamatan Caringin, termasuk Tamasya An Nisa.

Wihaji menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif warga yang mampu menghadirkan tempat penitipan dan pembelajaran anak-anak dengan cara gotong royong. Diketahui, Tamasya An Nisa adalah sebuah taman asuh yang dikelola masyarakat dengan infak hanya Rp500 setiap anak per hari, berada di Desa Mekarmukti.

“Saya baru menemukan satu di Indonesia seperti ini. Infaknya cuma 500 perak per anak per hari, tapi anak-anak tetap bisa belajar, bermain, dan diasuh dengan penuh kasih,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (12/11/2025), dikutip dari Detik.

Ia menambahkan, Tamasya An Nisa adalah bagian dari program nasional Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang saat ini sudah tersebar di lebih dari 3.000 titik di seluruh Indonesia.

“Tapi yang di sini istimewa. Selain infaknya kecil, anak-anak juga mendapat MBG atau Makan Bersama Gratis. Ini bentuk kepedulian dan inovasi masyarakat desa,” katanya.

Dia menilai, Tamasya An Nisa menjadi bukti nyata bagaimana semangat masyarakat mampu bersinergi dengan program pemerintah dalam membangun keluarga berkualitas.

“Ini yang kita sebut integrasi. Pemerintah pusat, daerah, masyarakat, dunia usaha, dan lembaga lain seperti Pertamina, PLN, dan BNI ikut bergerak bersama. Anak-anak petani dan pekerja tetap mendapatkan pola asuh yang baik walau orang tuanya bekerja,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan praktik sederhana seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan program serupa.

“Guru-gurunya luar biasa. Katanya mereka digaji ‘sajuta’, sabar, jujur, tawakal. Tapi justru dari keikhlasan itu lahir pendidikan yang penuh makna. Kami akan bantu menambah ruangannya karena jumlah anaknya sudah mencapai 56 orang,” ungkapnya.

Wihaji juga menegaskan, fokus utama pemerintah saat ini adalah memperkuat ketahanan keluarga.

“Saya diperintah Presiden untuk tidak banyak seminar, tapi turun langsung. Melihat, menyentuh, dan menyelesaikan masalah. Karena dari keluarga yang kuat, kita akan lahirkan generasi emas Indonesia,” tegasnya.

Inisiatif Pembangunan An Nisa

Lebih lanjut, Pengelola Tamasya An Nisa, Juju, mengungkapkan awal berdirinya Tamasya An Nisa bermula muncul dari kebutuhan para ibu yang sehari-hari bekerja di ladang.

“Awalnya banyak ibu-ibu bingung, kalau ke sawah anaknya dibawa malah main di lumpur. Akhirnya anak-anak dititipin ke Bu Juju. Karena makin banyak yang nitip, dibentuklah tempat penitipan anak,” tuturnya.

Juju menambahkan, meskipun disebut infak Rp500 per hari, kenyataannya tidak semua orang tua mampu menyisihkan uang tersebut.

“Kalau dimintai bayaran penuh, mungkin nggak akan jalan. Jadi konsepnya infak seikhlasnya saja. Dengan itu pun anak-anak sudah bisa dapat alat tulis, permainan edukatif, dan kegiatan belajar,” ujarnya.

Selain meninjau Tamasya An Nisa, Wihaji juga menyempatkan diri mengunjungi rumah warga yang tergolong dalam kategori KRS di wilayah yang sama. Dalam kunjungan tersebut, ia menyerahkan bantuan berupa renovasi rumah, perbaikan fasilitas MCK, dukungan pengobatan, serta bantuan kepesertaan BPJS Kesehatan.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap keluarga, terutama yang berisiko stunting, mendapat perhatian dan pendampingan langsung. Tidak hanya anaknya yang sehat, tapi juga ibunya bahagia dan lingkungannya mendukung,” pungkas Wihaji. []

Leave a Reply