Ace Hasan Syadzily: Kesehatan Mental Pondasi Utama Membentuk Kualitas SDM & Ketahanan Nasional

DI TENGAH ketidakpastian global, tekanan ekonomi, dan derasnya arus digitalisasi, kesehatan mental masyarakat Indonesia menghadapi tantangan serius.

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Ace Hasan Syadzily menegaskan bahwa kesehatan mental merupakan fondasi utama dalam membentuk kualitas sumber daya manusia dan ketahanan nasional.

Berbicara di hadapan civitas akademika Universitas Islam Bandung (Unisba) dalam rangka Milad ke-52 Fakultas Psikologi, Ace menyampaikan bahwa problem kesehatan mental kini semakin kompleks, dipengaruhi oleh tekanan lingkungan, krisis ekonomi, hingga masifnya penggunaan teknologi digital di kalangan generasi muda.

“Kualitas SDM sangat ditentukan oleh kesehatan mentalnya. Apalagi sekarang kita hidup dalam situasi dunia yang penuh ketidakpastian, konflik global, tekanan ekonomi, dan dampaknya sangat nyata di Indonesia,” ujar Ace Hasan, Rabu (3/6/2025), dikutip dari TribunJabar.

Menurutnya, ini bukan masalah yang bisa ditangani secara parsial. Perlu pendekatan yang komprehensif emosional, intelektual, dan spiritual.

Ace menggarisbawahi pentingnya kehadiran psikolog di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas sebagai bagian dari sistem pertahanan nasional dalam skala mikro.

Dikatakannya, bahwa pembangunan karakter anak bangsa tak cukup hanya mengandalkan kecerdasan intelektual, melainkan juga ketangguhan mental menghadapi tekanan hidup.

“Di Puskesmas jangan hanya ada dokter. Harus juga ada psikolog yang bisa mendampingi masyarakat menghadapi tekanan hidup. Ini bagian dari strategi kita menjaga mentalitas bangsa,” tegasnya.

Ace juga menolak pelabelan seperti “anak nakal” tanpa memahami akar masalahnya. Ia menegaskan bahwa perilaku menyimpang pada anak kerap berakar dari kondisi lingkungan keluarga, pendidikan, hingga masyarakat yang tidak kondusif bagi tumbuh kembang anak.

“Penyelesaian masalah perilaku anak harus dilakukan dari hulu, bukan hilir. Kita harus benahi lingkungan sosial dan pendidikan agar sesuai dengan fitrah dan potensi anak,” tambahnya.

Ia menekankan pentingnya pendidikan karakter yang terintegrasi sejak dini. Ia menilai bahwa karakter bangsa tidak dibentuk secara instan, tetapi melalui proses panjang di lingkungan keluarga, sosial, pendidikan, dan dunia kerja.

Dengan semangat “3M” Mujahid, Mujtahid, Mujaddid yang menjadi slogan Unisba, Ace berharap lulusan Fakultas Psikologi bisa menjadi manusia yang tangguh, ilmiah, dan adaptif terhadap perubahan zaman serta menjadi agen transformasi sosial bagi bangsa dan negara.

Di tempat yang sama, Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., menyambut baik usulan penempatan psikolog di setiap kecamatan sebagai peluang sekaligus bentuk pengabdian nyata kampus kepada masyarakat.

“Ini sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Fakultas Psikologi harus menjadi ragi di masyarakat, bukan menara gading,” katanya.

Ia menyebut bahwa Fakultas Psikologi Unisba, yang telah terakreditasi “Unggul”, siap memberikan kontribusi lewat SDM dosen, mahasiswa magister, hingga jaringan alumni yang tersebar di berbagai sektor.

“Kita punya potensi besar. Alumni kita banyak yang bekerja sebagai konsultan, di pemerintahan, bahkan membangun praktik mandiri. Ini kesempatan menunjukkan peran nyata psikologi dalam kehidupan masyarakat,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga kualitas melalui pembatasan jumlah mahasiswa. Sejak berdiri tahun 1973, Fakultas Psikologi Unisba konsisten membatasi jumlah mahasiswa baru maksimal 200 orang per tahun, dan magister 40 orang. “Kualitas dijaga dengan kuantitas. Tidak asal banyak, tetapi unggul dan berkarakter,” katanya.

Dekan Fakultas Psikologi Unisba, Dr. Dewi Sartika, M.Psi., menyampaikan bahwa Milad ke-52 kali ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan kontribusi fakultas dalam membangun ketahanan nasional melalui kesehatan mental.

Menurutnya, dengan konsisten mengembangkan psikologi berbasis nilai-nilai Islam. Dengan tiga program studi Sarjana, Magister Profesi, dan Profesi Psikolog pihaknya siapkan lulusan yang adaptif, profesional, dan berakhlak. {}