KOMISI I DPR RI menerima kunjungan delegasi dari Department of Communications and the Arts Australia dalam rangka memperdalam kerja sama di bidang komunikasi dan dunia digital. Pertemuan ini menyoroti isu penting tentang keamanan anak di ruang digital yang semakin kompleks dan tak berbatas.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno Laksono menegaskan diskusi berjalan konstruktif dan berfokus pada bagaimana Indonesia dan Australia dapat saling berbagi pengalaman dalam menciptakan ekosistem digital yang aman serta ramah bagi generasi muda.
“Kita berbicara mengenai dunia digitalisasi, khususnya bagaimana kita bisa menyediakan dunia digital yang aman dan nyaman untuk anak-anak. Begitu banyak konten yang tidak tepat tersebar luas di berbagai platform dari YouTube, Facebook, Instagram, hingga X. Karena itu, regulasi yang menyeluruh perlu dibuat untuk menciptakan lingkungan yang benar-benar aman dan nyaman,” ujar Dave kepada Parlementaria usai pertemuan di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Menurut Dave, Indonesia sejatinya telah mengambil langkah konkret melalui penerapan PP Tunas, yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di bawah kepemimpinan Menkomdigi. Kebijakan tersebut, lanjutnya, menjadi bukti bahwa pemerintah tidak hanya memiliki kepedulian, tetapi juga bertindak nyata untuk melindungi generasi penerus di ruang digital.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak juga membahas perbedaan konteks sosial dan budaya antara Indonesia dan Australia, namun Dave menilai perbedaan itu tidak menghalangi semangat bersama untuk tujuan yang sama.
“Perbedaan pasti ada, tetapi kita memiliki kesamaan, yaitu ingin memberikan ruang digital yang aman bagi generasi penerus kita. Jangan sampai anak-anak kita dirusak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab hanya demi kepentingan ekonomi sesaat,” tegas Legislator Fraksi Partai Golkar tersebut.
Delegasi Australia, menurut Dave, turut memberikan sejumlah masukan dan best practices terkait tata kelola dunia digital. Sebagian diantaranya telah diadopsi Indonesia, dengan penyesuaian terhadap kondisi lokal.
“Dari Australia banyak poin yang bisa kita pelajari, dan beberapa langkah sudah kita terapkan. Ini menunjukkan komitmen bersama untuk memastikan dunia digital menjadi ruang yang mendidik, bukan menjerumuskan,” pungkas Dave. []











