Misbakhun Usulkan Bansos untuk Kelas Menengah dan Penurunan Tarif PPN

KETUA Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengusulkan agar masyarakat kelas menengah juga mendapat bantuan sosial. Dia juga menyarankan agar tarif PPN diturunkan.

“Kalau menurut saya, yang utama yang harus disampaikan jelas ketika kita hadapi tekanan daya beli, yang harusnya kita perbaiki adalah tarif PPN kita, bukan malah menaikkan, seharusnya kita menurunkan untuk memberikan relaksasi,” ujar Misbakhun kepada detikcom di program Jejak Pradana yang tayang, Selasa (14/10/2025).

Dia mengatakan bansos saat ini hanya menyasar ke masyarakat miskin, rentan miskin, dan mendekati miskin. Padahal, menurut dia, kelompok menengah juga perlu diberi bantuan.

“Bahkan saya mengusulkan stimulus dalam bentuk lain, di mana selama ini bansos kita tertumpu kepada masyarakat dari desil 1 sampai desil 4, desil 5, desil 5, 6 ini jarang disasar oleh bantuan, bahkan desil 7. Desil 1 hingga 4 masyarakat miskin, rentan miskin, dan kategori mendekati miskin, ini yang selama ini disasar,” katanya, dikutip dari Detik.

“Tapi kelompok masyarakat pekerja kelas menengah yang baru keluar dari zona kemiskinan kan juga rentan turun ke masyarakat miskin lagi,” sambungnya.

Dia memberi contoh seseorang yang memiliki take home pay melewati upah minimum regional (UMR) yang dibebankan dengan pajak PPh 21. Kemudian, dengan pendapatan UMR itu dibebankan membayar cicilan, listrik.

“Harusnya mereka ini sudah mulai disasar oleh bansos yang bentuk lain, karena contoh listrik mereka tidak disubsidi, padahal mereka di kantor sudah pakai AC, rumahnya pakai AC, pasti listriknya sudah 2.500, 2.700, sudah tidak dapat subsidi, tapi mereka adalah kelompok kelas yang rentan, di mana semua penghasilannya itu habis untuk konsumsi, bayar cicilan, dan kebutuhan,” katanya.

Alasan kelompok menengah perlu mendapat subsidi karena kelompok menengah ini bisa menggerakkan ekonomi. Mereka memiliki simpanan kembali karena saat ini jumlah masyarakat yang memiliki simpanan yang tadinya 3,5 juta orang kini sudah turun menjadi 1,7 juta.

“Jangan sampai mereka turun lagi di bawah 1 juta saldo akhir tahunnya, kalau menurut saya, caranya apa ya macam-macam, mungkin kalau mereka punya cicilan motor, bisa cicilan motornya 3 bulan dibantu negara, dalam bentuk stimulus, mungkin cicilan motor cuma Rp 200 ribu atau mendekati, sebulan Rp 300 ribu kita kasih, mungkin Rp 1,2 juta itu tapi sesuatu bagi mereka,” jelasnya.

Menurut dia, subsidi seperti itu bisa menggerakkan ekonomi. Dia menilai apabila kelompok menengah ini mendapat bantuan maka mereka bisa menyimpan sebagian uangnya atau mendorong daya beli kembali.

“Subsidi cicilan, tapi itu kan juga menggerakkan sektor pembiayaan multifinance, mungkin juga para ojol bisa menikmati subsidi ini, dan kemudian ini jadi apa sih mereka, ini nggak jadi saving bagi mereka, tapi menjadi belanja, ketika ini menjadi belanja ini akan memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi. Kemudian, pajaknya kita turunkan untuk dorong orang tetap konsumsi, ketika orang konsumsi sektor produksi kan tetap bergerak,” pungkasnya. {}