WAKIL Gubernur Jawa Barat (Jabar), Erwan Setiawan, mengungkap alasannya menyentil keras Sekretaris Daerah (Sekda) Herman Suryatman dalam rapat paripurna bersama DPRD Jabar, pada Kamis lalu, 19 Juni 2025.
Wagub Erwan menyebut, pernyataan kerasnya itu bukan tanpa alasan. Ia mengaku kecewa karena Sekda yang seharusnya jadi pengatur roda pemerintahan internal, justru jarang terlihat ‘ngantor’.
“Perlu dipahami, namanya Sekretaris Daerah itu mengkoordinasikan sekretariat daerah. Seharusnya Pak Sekda selalu ada di kantor. Pak Gubernur di lapangan, saya ke lapangan, apa yang menjadi temuan Pak Gubernur dan saya di lapangan, terus di sini Pak Sekda tinggal mengkoordinasikan dengan kepala dinas terkait, selesaikan, fokus kepada program-program kerja kita, fokus kepada Jabar Istimewa. Itu saja,” ucap Erwan ditemui RMOLJabar di Gedung Sate, Senin (30/6/2025).
Tak hanya soal kehadiran fisik, Erwan juga menyindir minimnya komunikasi dari Sekda Herman, termasuk dalam agenda-agenda penting pemerintahan.
“Saya sangat kecewa. Ini akumulasi dari kekecewaan saya. Beberapa kali ada pelantikan kepala dinas, jangankan dilibatkan, diberitahu saja saya tidak. Kan seharusnya seorang Sekda itu memberitahu, minimal ngasih tahu lah, ‘Pak hari ini akan ada pelantikan, kepala dinas ini, kepala dinas itu’. Saya tidak pernah menerima titipan ini itu, silakan Pak Gubernur dan Pak Sekda yang ngatur itu. Tapi minimal saya dikasih tahu, diinformasikan,” bebernya.
“Walau bagaimanapun, saya ini Wakil Gubernur, sepaket, dipilih oleh masyarakat. Jadi tolong saling menghargai,” sambungnya.
Soal kabar bahwa Sekda sudah mencoba menjalin komunikasi untuk meredam kisruh ini, Erwan membantah keras.
“Pak Sekda sampaikan beberapa statement, bahwa dia sudah ada komunikasi dengan saya. Demi Allah tidak ada sampai saat ini ya. Tidak ada, belum telepon atau ngajak ketemu langsung, tidak,” tegasnya.
Padahal, menurut Erwan, keduanya pernah menjalin kerja sama yang baik saat masih bertugas di Kabupaten Sumedang. “Itu yang saya sangat sayangkan, minimal komunikasi. Ceuk Urang Sunda mah, da bahasa mah teu meuli,” tuturnya.
Erwan juga tak menampik bahwa kisruh ini menunjukkan adanya keretakan di internal Pemprov Jabar. Dengan nada lugas, ia mengakui hal itu. “Memang ada keretakan, kenyataan ada keretakan. Ini kenyataan,” ucapnya.
Meski begitu, ia menegaskan, bukan berarti Sekda dilarang turun ke lapangan. Namun menurutnya, prioritas utama tugas harus tetap dijaga.
“Bukan enggak boleh kerja di lapangan, tetapi ya Sekda itu kan seharusnya mengoordinasikan Rapim dengan para kepala dinas. Bagaimana mengkoordinasikan program-program yang dibuat oleh Pak Gubernur, oleh saya. Bukan di lapangan terus, biarkan Pak Gubernur di lapangan, saya juga sekali-kali ke lapangan. Tapi ya Sekda itu, ya jangan seperti itu loh. Jangan ambil alih pekerjaan orang, sementara kerjaan sendiri nggak dikerjakan. Tong pupujieun,” ucapnya.
Tak gentar dengan reaksi publik, Erwan menyebut dirinya siap dengan segala risiko, termasuk jika harus menghadapi serangan di media sosial. “Mohon maaf, saya selama ini diserang oleh netizen-netizennya Sekda, silakan serang lagi saya sekarang, saya nggak takut,” tegasnya.
Ia pun menegaskan, sikapnya ini murni demi keberlangsungan pembangunan di Jabar, bukan karena kepentingan pribadi.
“Ini kenyataan, demi Jawa Barat saya enggak rela seperti ini terus. Terus terang, saya maju di Jawa Barat ingin mensejahterakan masyarakat Jawa Barat. Saya ingin kerja dengan benar, ingin benahi, bukan nyari apa-apa. Materi saya cukup dari orang tua, saya juga saya punya perusahaan dengan orang tua saya. Jadi jangan sedikit-sedikit, Erwan ingin ini itu, tidak,” tegasnya lagi.
“Saya ingin benar saja kerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing, itu saja yang saya inginkan,” lanjutnya.
Wagub Erwan juga menyinggung manuver Sekda Herman yang menurutnya sudah di luar batas. Bahkan, ia mencontohkan aktivitas Sekda di Rindam sebagai bentuk pelanggaran kewenangan.
“Sudah di luar batas ya. Saya katakan sendiri sudah di luar batas, sudah di luar kemenangan-kewenangan dia. Terakhir kemarin, di Rindam, itu kan bukan tugas seorang Sekda. Orang bisa menilai,” ungkapnya.
Saat ditanya apakah sudah ada pembicaraan dengan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Erwan menyebut belum ada arahan apapun dari orang nomor satu di Jabar tersebut.
“Saat ini Pak Gubernur masih di lapangan, Pak Gubernur belum pernah memanggil saya ataupun Sekda untuk diklirkan seperti apa. Saya terbuka kapan pun juga silakan,” pungkasnya. []