KEMENTERIAN Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menegaskan komitmennya untuk mendukung peran orang tua penyandang disabilitas agar mandiri secara ekonomi melalui bantuan kegiatan bisnis/usaha.
“Yang sudah kita jalankan yaitu membantu bagi yang sudah punya usaha, kita bantu misalnya akses pembiayaan, lalu misalnya mereka belum ada tempat, kita bantu fasilitas publik untuk mereka bisa jualan,” ucap Menteri UMKM Maman Abdurrahman.
Saat menghadiri agenda InklusiLand dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional di Tangerang, Minggu (7/12/2025), Maman menyampaikan, pemerintah secara konsisten akan mendukung peningkatan ekonomi terhadap para penyandang disabilitas, terkhusus bagi peran orang tuanya.
Sebab, lanjutnya, mereka dinilai sangat membutuhkan ruang tambahan dalam meningkatkan kebutuhan ekonominya. “Maka dari itu kita lebih menitikberatkan ke orang tuanya. Nah itu bagi yang memang sudah punya usaha kita bantu, kita dorong di scale up usaha-usahanya,” ujarnya, dikutip dari Antaranews.
Maman menyatakan, bagi para orang tua anak penyandang disabilitas yang memiliki usaha akan dikolaborasikan dengan program-program yang ada di Kementerian UMKM seperti bantuan promosi, pelatihan hingga bantuan modal usaha.
“Tapi memang bagi yang belum, kita melalui beberapa organisasi-organisasi penyandang disabilitas, kita bantu untuk mulai memberikan pelatihan-pelatihan untuk memulai usaha. Ini yang sudah kita lakukan,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga akan mendorong percepatan digitalisasi pada UMKM yang dijalankan oleh penyandang disabilitas dengan fokus pada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
“Kalau rata-rata orang tuanya, mereka yang memang pengusaha-pengusaha UMKM, mereka pelan-pelan sudah mulai akan beralih ke digitalisasi,” tuturnya.
Maman mengakui saat ini sulitnya akses pembiayaan permodalan melalui kredit perbankan juga menjadi tantangan dalam upaya pengembangan UMKM para disabilitas.
“Yang sudah kita jalankan itu membantu bagi yang sudah punya usaha, kita bantu akses pembiayaan, lalu misalnya mereka belum ada tempat, kita bantu fasilitas publik untuk mereka bisa jualan,” jelasnya.
Menurutnya, menciptakan ekosistem bisnis digital yang inklusif itu diperlukan kolaborasi dengan beberapa organisasi masyarakat yang fokus dalam isu-isu disabilitas.
“Ini sama perlakuannya dengan semua usaha mikro ataupun kecil, kita mendorong untuk mereka sudah mulai on boarding di e-commerce ataupun melek digital,” kata dia. []











