Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Ungkap Pengusaha Nyaman Impor Energi, Pemerintah Dorong Hilirisasi & Blending BBM

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut, para pengusaha ingin Indonesia tetap mengimpor energi dengan nilai Rp 520 triliun per tahun. Pernyataan itu disampaikan Bahlil saat menghadiri Pembukaan Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XXXIII “Energi Kolektif untuk Negeri”, Kamis (30/10/2025).

Bahlil mengatakan, nilai impor energi tersebut sangat besar dan membuat devisa negara menguap. “Setiap tahun kita impor energi Rp 520 triliun. Devisa kita hilang, uang orang Indonesia beli bahan baku minyak Rp 520 triliun tiap tahun,” ujar Bahlil, dikutip dari Kompas.

Menurut Bahlil, pengusaha swasta yang mendapat untung dari kegiatan impor ingin Indonesia tetap membeli pasokan energi dari luar negeri. Keinginan itu bertentangan dengan misi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang mencoba menekan volume impor energi.

“Kini yang tetap mau dipertahankan sama importir itu yang sudah terlalu nyaman dan enak memanfaatkan kuota impor yang tiap tahun naik terus,” tutur Bahlil.

Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan, upaya pemerintah menekan kuota impor dilakukan melalui kebijakan blending etanol pada bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dan biodiesel pada solar.

Pemerintah yang sebelumnya mengimpor 34 ton solar per tahun untuk konsumsi dalam negeri, setelah kebijakan blending biodiesel B10 sampai B40 (campur nabati 10-40 persen), volume impor solar turun menjadi 4,9 juta barrel per tahun.

Pemerintah juga akan menerapkan blending ini pada bensin melalui kebijakan E10 (kandungan etanol 10 persen). Selain minyak, pemerintah juga akan mengurangi impor gas alam dan mengalihkannya dengan Dimethyl Ether (DME) yang bahan bakunya dari batubara.

“Nah ke depan kita dorong untuk membangun hilirisasi DME. DME ini dari batubara. Tujuannya apa? Tujuannya agar semua kebutuhan kita ada di dalam negeri,” ujar Bahlil. []

Leave a Reply