Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Targetkan Lifting Minyak 610.000 Barel Per Hari pada 2026

KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan target lifting minyak pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026, sebesar 610.000 barrels oil per day (BOPD). Angka tersebut meningkat jika dibandingkan target APBN 2025, yang sebesar 605.000 BOPD.

Hal tersebut diungkapkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (2/7/2025), dikutip dari BeritaSatu.

Awalnya Bahlil mengungkapkan, Kementerian ESDM bersama seluruh pihak tengah mengupayakan produksi minyak siap jual atau lifting minyak, untuk realisasinya dipertahankan. Mengingat, tren lifting minyak Indonesia kerap mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Adapun, salah satu penyebabnya dikarenakan penurunan produksi secara alamiah dari sebuah sumur atau lapangan minyak. “Untuk 2026, di samping kita berusaha untuk menaikkan lifting minyak, kita juga harus menjaga penurunan yang ada,” ungkap Bahlil Lahadalia di ruang rapat bersama Komisi XII.

Bahlil mengungkapkan, untuk target lifting gas bumi pada RAPBN 2026, pihaknya mengusulkan di angka 953.000 hingga 1,01 juta barel setara minyak per hari (BOEPD). Sementara untuk lifting minyak berada di kisaran 605.000 hingga 610.000 BOPD.

Namun, angka tersebut masih berupa usulan dan akan dibahas hingga beberapa tahun ke depan. Bahlil optimis target-target yang telah ditetapkan bakal terealisasi, dengan berbagai upaya. Terlebih, Presiden Prabowo telah mencanangkan Indonesia dapat swasembada energi pada tahun 2029-2030 atau lebih cepat.

Lifting minyak bumi kita, kita rencanakan sekitar 605.000 sampai 610.000 barel oil per day. Namun apabila ada perkembangan dari rapat kita hari ini, saya persilakan saja,” ucap Bahlil.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas menargetkan capaian produksi minyak siap jual atau lifting minyak sebesar 610.000 BOPD pada 2026.

Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Tri Winarno mengungkapkan, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target pada tahun ini. Diketahui, pemerintah menargetkan lifting minyak di 2025 sebesar 600.000 BOPD hingga 605.000 BOPD.

Awalnya, Tri Winarno mengungkapkan rata-rata realisasi lifting pada periode Januari-Mei 2025 sebesar 568.000 BOPD. Meski demikian, dirinya optimistis dapat mencapai target yang ditetapkan hingga akhir 2025.

“Untuk realisasi lifting minyak bumi sebesar 568.000 BOPD  dari target 605.000 BOPD,” papar Tri Winarno dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR di Gedung Parlemen, Jakarta (30/6/2025).

“Adapun untuk target pada 2026 adalah antara 600.000 sampai dengan 610.000 BOPD untuk lifting minyak bumi,” sambungnya.

Untuk mencapai hal tersebut, Kementerian ESDM berupaya mendorong pencapaian target lifting migas dengan sejumlah strategi. Pertama, peningkatan lifting migas melalui optimalisasi lapangan produksi melalui penerapan teknologi enhanced oil recovery (EOR).

Kedua, melakukan reaktivasi sumur dan lapangan yang menganggur atau belum dioptimalkan, alias idleKetiga, implementasi Permen ESDM Nomor 14 Tahun 2025 yakni tentang kerja sama dengan mitra untuk peningkatan produksi Migas, khususnya kerja sama operasi/teknologi, kerja sama penanganan sumur masyarakat, dan sumur tua.

“Dan yang keempat adalah pemberian insentif hulu migas kepada kontraktor kontak kerja sama (KKKS),” papar Tri Winarno. []