MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, buka suara terkait rencana penggabungan operasional tiga anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni PT Pertamina Patra Niaga, PT Pertamina International Shipping (PIS) dan juga PT Kilang Pertamina Internasional.
Bahlil menegaskan rencana tersebut merupakan kewenangan Pertamina dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
“Aksi korporasi itu kan adalah hak produktif daripada Pertamina, Danantara. Jadi silahkan saja. Karena itu adalah domain dari mereka. Aksi korporasi itu sesuatu hal yang biasa,” kata Bahlil di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Sabtu (27/9/2025), dikutip dari Tirto.
Menurut Bahlil, selama Pertamina menilai langkah tersebut baik untuk meningkatkan pelayanan, produktivitas, serta kinerja perusahaan, maka pemerintah hanya dapat memberikan dukungan.
“Kami pemerintah hanya men-support apa yang terbaik untuk Pertamina. Karena sekali lagi Pertamina ini adalah simbol daripada kehadiran negara. Pertamina ini milik negara, dan kita ingin Pertamina ke depan harus menjadi perusahaan yang profesional,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pertamina akan menggabungkan operasional tiga entitas anak usaha di sektor hilir. Rencana itu disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri. Dia mengatakan bahwa langkah tersebut ditargetkan akan rampung pada akhir tahun ini.
Simon menjelaskan, fusi tiga lini bisnis tersebut merupakan bagian dari penyelarasan strategi bisnis dengan kebijakan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Selain penggabungan anak usaha, Pertamina juga menyiapkan langkah efisiensi melalui optimalisasi proses bisnis di berbagai lini. Tujuannya, agar kegiatan operasional berjalan lebih efektif dan efisien.
“Yang tak kalah penting semua langkah tersebut dilakukan untuk menjaga reputasi perusahaan dan memperkuat kepercayaan stakeholder melalui advokasi kebijakan yang kuat serta komunikasi yang efektif,” imbuhnya. []