MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan industri panel surya dan kabel akan dibangun di kawasan industri hijau terintegrasi di Kepulauan Riau.
“Sesuai arahan Presiden untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan, kami telah meminta pemerintah Singapura untuk mempertimbangkan secara serius pembangunan kawasan industri yang bertujuan untuk hilirisasi berbasis energi baru terbarukan,” ucap Bahlil, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Selasa (17/6/2025)
Pembangunan kawasan industri hijau terintegrasi di Kepri menjadi salah satu kerja sama strategis yang disepakati Indonesia dan Singapura.
Komitmen itu dikukuhkan secara simbolis dengan menunjukkan Memorandum of Understanding (MoU) terkait Zona Industri Berkelanjutan (Sustainable Industrial Zone) oleh Menteri ESDM RI Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi Singapura Tan See Leng, disaksikan langsung Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong di Singapura, Senin (16/6/2025).
Pengembangan kawasan industri ini dirancang dengan ekosistem yang komprehensif. Pasokan energi akan dijamin melalui perdagangan listrik lintas batas berbasis energi bersih.
Selain itu, untuk menjaga emisi tetap rendah, teknologi carbon capture and storage (CCS) akan diimplementasikan melalui MoU terpisah di bidang tersebut. Menurut Bahlil, kesepakatan ini membuka peluang pasar baru bagi energi surya dan panas bumi nasional.
Sementara teknologi CCS akan memberikan solusi untuk industri yang sulit melakukan dekarbonisasi. Bagi pemerintah, sambung Bahlil, pembangunan kawasan industri hijau di Kepri diharapkan menjadi model pengembangan ekonomi rendah karbon yang mampu menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan mendorong transfer teknologi canggih.
Bahlil merinci program hilirisasi menjadi syarat mutlak dalam kerja sama ini. Ia pun memastikan industri pembuatan komponen utama seperti panel surya dan kabel akan didirikan di Indonesia sebagai bagian dari kesepakatan.
“Nilai tambah yang kita akan bangun adalah solar panel itu industrinya nanti di Indonesia. Bahkan, untuk kabel Itu juga akan dibangun di Indonesia,” ujar Bahlil.
Ia optimistis proyek ini akan berjalan lancar karena telah dipersiapkan secara matang. Kawasan industri akan dibangun di Karimun dan Bintan agar dekat dengan Singapura. “Total investasi di luar itu saja sudah sekitar 10 miliar dolar AS, dan yang terpenting, calon-calon investornya pun sudah ada,” ujar Bahlil.
Seremoni pengukuhan kerja sama di Singapura itu merupakan puncak dari rangkaian diskusi intensif tim teknis kedua negara.
Agenda ini juga bagian dari pertemuan bilateral tingkat tinggi, termasuk leaders’ retreat, yang menegaskan prioritas Indonesia pada realisasi investasi sektor energi hijau.
Menteri Bahlil dan Menteri Tan sebelumnya telah menandatangani tiga MoU terkait pengembangan energi ramah lingkungan antar kedua negara, yang dilaksanakan pada Jumat (13/6/2025) di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.
Kerja sama energi ini dituangkan dalam 3 MoU, yaitu MoU Zona Industri Berkelanjutan (Sustainable Industrial Zone/SIZ); MoU Interkoneksi dan Perdagangan Listrik Lintas Batas, Teknologi Energi Terbarukan dan Rendah Karbon, serta Efisiensi dan Konservasi Energi; dan MoU Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Lintas Batas. []