Menteri ESDM Bahlil Lahadalia: Kampanye Hitam Soal Nikel Indonesia Adalah Persaingan Bisnis Antarnegara

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia angkat suara perihal tudingan negara lain terhadap pengelolaan sumber daya mineral di Indonesia. ‘Kampanye hitam’ tersebut menuding Indonesia tak mengedepankan aspek lingkungan dalam sumber daya alam.

“Sekalipun saya tahu sekarang persaingannya luar biasa, ada negara lain yang melakukan kampanye hitam terhadap pengelolaan sumber daya alam Indonesia, seolah-olah itu tidak ramah lingkungan,” ungkap Bahlil di Jakarta, dikutip Rabu (6/8/2025), dari CNBCIndonesia.

Ia menilai hal itu sebagai persaingan bisnis antarnegara yang harus dikaji dengan jeli. Mengingat, Indonesia saat ini tengah menggencarkan proyek hilirisasi sektor mineral, termasuk nikel. “Karena menurut saya, ini harus kita kaji dan jeli. Ini menurut saya adalah salah satu persaingan bisnis antarnegara,” ucap Bahlil.

Sebagaimana diketahui, Indonesia tercatat menyimpan hingga 43% cadangan nikel dunia. Dengan itu, bisa mendorong hilirisasi nikel menuju tingkat yang lebih jauh yakni menjadi baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

“Kita membuat regulasi yang luar biasa. Kita memberikan insentif, kita melarang ekspor ore nikel, kita harus menahan rayuan dari investor dan negara lain,” tandasnya.

Masih berkaitan dengan kampanye hitam, sebelumnya Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin Lengkey mengungkapkan Indonesia yang saat ini menguasai pasar nikel dunia kerap dituding dengan sebutan dirty nickel atau nikel kotor.

Padahal, menurutnya proses pertambangan di Indonesia lebih bersih dibandingkan dengan pertambangan di luar negeri.

“Nah, itu yang kita bingung, gitu, ya, bahwa negara lain, kalau saya bilang, mohon maaf, ya, kalau dari saya pribadi membandingkan proses pertambangan di negara luar dengan Indonesia, kayaknya mereka lebih dirty dari kita, proses pertambangan, ya,” jelas Meidy kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Senin (28/7/2025).

“Ada kekhawatiran mungkin buat mereka adalah apa yang terjadi kepada mereka jangan terjadi di Indonesia. Sehingga kita di-blame dengan berbagai macam isu, dengan berbagai macam blackmail bahwa kita, tuh, dirty nikel,” tandasnya. []

Leave a Reply