Menkomdigi Meutya Hafid: Transformasi Digital Jadi Tulang Punggung Perekonomian Nasional

MENTERI Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyatakan transformasi digital telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

Terutama dengan kontribusi besar dari sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang kian beradaptasi ke ekosistem digital.

“Indonesia tahun 2024 pertumbuhan ekonominya 5,03 persen dengan PDB mencapai Rp22.139 triliun dan dibalik angka ini kita melihat peran besar dari ekonomi digital khususnya melalui UMKM yang semakin terdigitalisasi,” kata Meutya dalam acara Indonesia Summit 2025 di Jakarta Selatan, dikutip Kamis (28/8/2025) dari Antara.

Ia menyebut UMKM memiliki peran vital dalam akselerasi ekonomi digital, dengan lebih dari 60 persen pelaku usaha berasal dari kalangan perempuan. Menurut dia, kemampuan para pelaku UMKM beradaptasi terhadap teknologi digital terbukti mendongkrak kinerja ekonomi nasional.

“Saya selalu salut, saya selalu senang setiap ke daerah bertemu dengan ibu-ibu yang menjalankan UMKM. Mereka cepat sekali beradaptasi menjadi UMKM digital dan kemudian mendongkrak ekonomi,” ujar dia.

Meutya menambahkan, meski pemerintah memberikan dukungan berupa pelatihan dan fasilitasi, sebagian besar UMKM beralih ke digital secara mandiri. Kondisi ini membuat pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi pada 2025 tetap terjaga di atas 5 persen.

Sebagai contoh, ia menyoroti keberhasilan sistem pembayaran digital QRIS yang kini digunakan oleh 32,7 juta pelaku usaha di seluruh Indonesia dengan nilai transaksi mencapai Rp42 triliun.

“Dengan metode pembayaran digital ini, pedagang tradisional yang dulu bergantung pada transaksi tunai kini bisa mengakses pasar yang lebih luas, termasuk konsumen generasi digital,” kata Menkomdigi.

Meski demikian, Meutya mengakui transformasi digital juga membawa tantangan berupa penipuan, konten negatif, hingga ujaran kebencian. Hal itu, menurut dia, menjadi dorongan menuju ekosistem digital yang lebih matang dan bijak.

“Transformasi digital bukan konsep abstrak, semua ada buktinya, ada ceritanya baik secara global, regional, nasional bahkan individu per individu mengalami cerita-ceritanya masing-masing terkait adopsi mereka terhadap transformasi digital,” kata Meutya. []

Leave a Reply