Menkomdigi Meutya Hafid Dorong Penguatan Talenta Digital untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

PEMERINTAH melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menegaskan komitmennya untuk mendukung kemajuan sains dan teknologi melalui pengembangan sumber daya manusia (SDM) digital.

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan, program-program pengembangan SDM digital yang diselenggarakan oleh Kemkomdigi ini bertujuan untuk memastikan seluruh masyarakat dapat terlibat dalam transformasi digital.

“Kami tidak ingin ada yang tertinggal di tengah pesatnya digitalisasi,” kata Meutya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (8/8/2025), dikutip dari Antara.

Ia menyatakan Kemkomdigi siap memperkuat pembangunan talenta digital nasional, termasuk dengan membuka enam program studi baru di Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) ‘MMTC’ Yogyakarta dan memperluas akses pelatihan melalui program Digital Talent Scholarship (DTS).

“STMM akan meluncurkan enam prodi (program studi) baru di bidang digital, saat ini sedang dalam tahap penyusunan kurikulum,” jelas Meutya.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo menambahkan bahwa investasi terhadap talenta digital adalah kunci menuju Indonesia Emas 2045. “Kita butuh talenta-talenta digital yang unggul untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Pengembangan SDM digital sejalan dengan pernyataan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto yang menegaskan bahwa sains dan teknologi akan menjadi arah strategis utama pembangunan nasional dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045.

Hal itu disampaikan Kepala Negara saat membuka Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesa, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Kamis (7/8).

Konvensi yang berlangsung hingga 9 Agustus 2025 ini menghimpun lebih dari 2.200 peserta dari kalangan ilmuwan, akademisi, pelaku industri, diaspora, serta perwakilan kementerian dan BUMN. Forum ini menjadi wadah penyatuan visi antara ekosistem riset dan dunia usaha untuk menghasilkan inovasi nyata.

Konvensi ini menitikberatkan pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri dalam delapan sektor prioritas: pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.

Seluruh sektor tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan strategis Indonesia menuju kemandirian teknologi dan peningkatan daya saing global. []

Leave a Reply