MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu langkah nyata memperkuat ketahanan gizi keluarga Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Mendukbangga Wihaji dalam acara fasilitasi teknis Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Kota Manado, Sulawesi Utara, pada Jumat (10/10/2025) bersama Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene.
“Presiden Prabowo Subianto memberi perhatian besar terhadap gizi keluarga melalui Program MBG bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD (3B). Program ini merupakan langkah nyata memperkuat ketahanan gizi dan kesehatan keluarga Indonesia,” kata Mendukbangga Wihaji dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (11/10/2025), dikutip dari Antaranews.
Ia menegaskan keluarga adalah pilar utama pembangunan bangsa. “Jika keluarga Indonesia baik, maka negara juga akan baik,” ucapnya.
Menteri Wihaji menambahkan tugas Kemendukbangga/BKKBN adalah memastikan pertumbuhan penduduk yang ideal serta meningkatkan kualitas keluarga Indonesia, dengan fokus utama pencegahan stunting melalui kesiapan fisik dan mental calon orang tua, usia pernikahan yang ideal, serta pemenuhan gizi yang cukup.
Masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau usia 0-2 tahun, lanjut dia, merupakan periode krusial yang harus dijaga melalui pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak.
Mendukbangga juga menyoroti pentingnya interaksi dalam keluarga. Saat ini kedekatan antara orang tua dan anak kian berkurang karena anak-anak lebih banyak beraktivitas dengan perangkat digital. Padahal komunikasi dan perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Sementara Itu Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene menekankan pentingnya peran keluarga sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting dan pembentukan generasi unggul.
Ia mengingatkan stunting bukan hanya persoalan fisik, melainkan juga menyangkut kualitas sumber daya manusia Indonesia pada masa depan.
“Kita harus melihat stunting sebagai persoalan bersama. Ini bukan sekadar soal tinggi badan, melainkan tentang bagaimana anak-anak kita bisa tumbuh cerdas, sehat, dan produktif,” ujarnya.
Felly juga mengapresiasi para guru yang hadir karena memiliki peran strategis dalam membentuk perilaku dan pemahaman generasi muda terkait gizi, kesehatan, dan kehidupan berkeluarga.
“Guru bukan hanya pendidik di sekolah, melainkan juga penggerak perubahan di masyarakat. Dengan keteladanan dan pengetahuan, para guru dapat menjadi bagian penting dalam gerakan pencegahan stunting di lingkungan sekitar,” paparnya.
Ia mengajak seluruh masyarakat Sulawesi Utara untuk berperan aktif mendukung program pemerintah di bidang kependudukan dan pembangunan keluarga.
“Program pencegahan stunting hanya bisa berjalan dengan baik jika ada dukungan dari semua pihak, mulai dari pemerintah, tenaga pendidik, tenaga kesehatan, dan seluruh masyarakat,” ucap Felly Estelita Runtuwene. {}
							










