Mendukbangga Wihaji: Pabrik dan Kantor Perlu Hadirkan Fasilitas Penitipan Anak

CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v62), quality = 80

MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji mengajak setiap tempat usaha mengimplementasikan program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) dengan menyiapkan layanan pengasuhan bagi anak para pekerja.

“Saya meminta untuk disiapkan sarana untuk Tamasya, terutama di pabrik yang pekerjanya banyak perempuan,” kata Wihaji ditemui di Mini Blok Office di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (12/8/2025), dikutip dari Antara.

Menurutnya pelaksanaan program Tamasya hingga menyentuh ke lingkungan perusahaan guna memastikan setiap anak-anak tetap mendapatkan pola pengasuhan yang layak dan tetap dalam pengawasan sang ibu.

Fasilitas penitipan anak yang diselenggarakan melalui program Tamasya memiliki konsep sama dengan fasilitas day care yang kini banyak beroperasi di setiap daerah.

Para pengasuh yang disiapkan untuk mengoperasikan tempat penitipan anak Tamasya akan terlebih dahulu mengikuti program sertifikasi dari pemerintah, sehingga aktivitas mengasuh bisa sesuai dengan ketentuan. “Sama (seperti day care). Untuk itu (sertifikasi) supaya memastikan tidak ada masalah,” ujar dia.

Wihaji menyampaikan telah melakukan koordinasi lintas kementerian guna memasifkan pelaksanaan program Tamasya, baik di kantor pemerintah maupun perusahaan swasta. “Saya sudah bekerja sama dengan enam kementerian untuk membuat Taman Asuh Sayang Anak,” ucap Wihaji.

Selain itu, ia menambahkan bahwa keberadaan fasilitas di tempat kerja untuk menjawab munculnya data yang menyatakan 71 ribu perempuan di Indonesia menginginkan child free atau keputusan pasangan untuk tak memiliki anak.

Beberapa faktor dikatakannya menjadi pemicu persoalan itu, salah satunya karena urusan ekonomi. Maka dari itu, program itu diinisiasi agar para bisa tetap bekerja tanpa harus mengeliminasi hak anak mendapatkan pola asuh yang layak.

“Saya menghormati keinginan sebagian dari mereka, tetapi saya selaku menteri harus hadir memberikan solusi, maka jawabannya adalah dengan program Tamasya,” tuturnya. {}

Leave a Reply