MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji mengimbau agar bidang bina ketahanan keluarga balita dan anak di seluruh daerah, termasuk di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), terus memperkuat peran dalam menjaga ketahanan keluarga.
Ia mengatakan di kantor perwakilan daerah terdapat layanan pembinaan untuk pasangan, yang bertujuan menjaga ketahanan keluarga dan mencegah perceraian.
“Apapun peristiwanya harus dicek sebabnya. Termasuk di Kepri ini, apa sebabnya. Kalau sudah tahu sebabnya, pasti ada yang bisa menangani,” ujar Mendukbangga Wihaji di Batam, Jumat (24/10/2025), menanggapi tingginya angka perceraian di kota tersebut, dikutip dari Antaranews.
Berdasarkan data Pengadilan Agama (PA) Batam, sepanjang tahun 2024 tercatat 2.270 kasus perceraian yang terdiri dari 517 cerai talak dan 1.753 cerai gugat. Sementara pada periode Januari hingga April 2025 sudah ada 690 perkara perceraian yang ditangani, dengan rata-rata 172 kasus per bulan.
Mendukbangga Wihaji menegaskan setiap peristiwa dan permasalahan dalam keluarga harus ditelusuri akar penyebabnya, agar penanganannya bisa dilakukan secara tepat.
Kantor perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di daerah juga telah menyediakan layanan konsultasi terkait ketahanan keluarga yang bisa diakses masyarakat.
“Di kantor perwakilan juga ada konsultasi tentang ketahanan keluarga. Ada beberapa problem yang memang kalau ada masalah, bisa dikonsultasikan. Masa-masa kritis seperti ini menjadi fokus penanganan kita. Intinya kita cek dulu peristiwa perceraian itu apa, lalu nanti kita tentukan solusinya,” ucap Mendukbangga Wihaji. []











