MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji berkolaborasi bersama Pemerintah Kota Tangerang Banten dan pihak swasta membedah rumah salah satu keluarga risiko stunting di Desa Panunggangan, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, pada Selasa (8/7/2025).
Rumah tidak layak huni yang dibedah tersebut milik pasangan bernama Lindar dan Siti Masitoh yang memiliki empat orang anak perempuan. Sehari-hari, Lindar bekerja sebagai seorang pramukantor di bilangan Alam Sutera.
Wihaji tiba di rumah Lindar sekitar pukul 09.00 WIB. Ketika memasuki rumah, perhatiannya tertuju pada kamar mandi yang berhimpitan dengan tempat tidur, yang sehari-hari digunakan oleh lima orang sekaligus.
“Saya cek airnya bagus, air bersihnya bagus, kemudian mungkin sanitasinya kelihatan tadiĀ gandeng -berhimpitan- dengan kamar tidur, itu punya risiko yang menurut para dokter punya potensi untuk stunting,” katanya, dikutip dari Antara.
Wihaji mengemukakan, bedah rumah tidak layak huni tersebut merupakan salah satu program Gerakan orang tua cegah stunting (Genting), salah satu program terbaik hasil cepat Kemendukbangga/BKKBN yang berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Pembangunan rumah tidak layak huni kali ini bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (BNI) melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain perbaikan rumah tidak layak huni, Kemendukbangga/BKKBN juga memberikan bantuan asupan gizi kepada 200 orang keluarga di Kota Tangerang.
“Kerja sama pentahelix ini melibatkan orang tua asuh. Siapa orang tua asuh kita? BNI. Jadi hari ini, kita kunjungan selain keluarga risiko stunting, kita juga membantu 200 orang yang akan kita kumpulkan, dibantu oleh BNI, nanti kerja sama dengan pemerintah kota, DPRD, sebagai mitra,” paparnya.
Menurutnya, upaya menurunkan stunting tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi butuh uluran tangan juga gotong royong dari seluruh masyarakat.
Pemerintah, selama ini, melalui program prioritas Presiden Prabowo Subianto yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah berupaya untuk menurunkan angka stunting melalui pemberian asupan gizi seimbang.
“Kita punya MBG, jadi mulai kemarin kita sudah setuju MBG bagian dari program pemerintah, tidak hanya untuk anak sekolah, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, tujuannya untuk memastikan supaya keluarga risiko stunting yang penyebabnya karena asupan gizi, didukung melalui program MBG,” tuturnya.
Wihaji menegaskan, program-program bantuan bedah rumah, MBG, maupun program lain untuk menurunkan stunting tidak boleh sekadar seremonial belaka, tetapi harus berkelanjutan dengan dukungan dari para penyuluh lapangan maupun tim pendamping keluarga (TPK).
“Anak-anak ini titipan Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, untuk itu mari kita jaga sanitasinya, gizi, juga pola asuhnya, jangan sampai di masa depan mereka nanti kesulitan, kita tangani mulai dari sekarang,” ucap Wihaji. []