WAKIL Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga, menyoroti kendala utama pengembangan sektor pariwisata Indonesia saat ini adalah pelaksanaan yang masih parsial. Namun, ia optimistis bahwa hadirnya undang-undang pariwisata yang baru akan menciptakan sebuah ekosistem yang akan memaksa integrasi antar berbagai pihak terkait.
Menurut Lamhot, kolaborasi multi-pihak ini sangat krusial untuk mencapai target pertumbuhan yang dicanangkan. Ia mencontohkan beberapa area fokus utama yang harus di-orkestrasi oleh Kementerian Pariwisata diantaranya adalah memaksimalkan sport tourism hingga pengembangan wisata budaya.
Sport tourism itu sangat dahsyat untuk mendukung sebuah objek wisata,” ujar Lamhot, kepada Parlementaria, di Bali, Jumat (31/10/2025), dikutip dari laman DPR RI.
Sebagai contoh terkini, ia menyebut penyelenggaraan Ultra Trail Mont Blanc di Danau Toba yang dihadiri sekitar 1.500 peserta, dan total 5.000 warga negara asing jika ditambahkan official. Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata didorong untuk berkoordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) guna menumbuhkan lebih banyak sport tourism di berbagai lokasi wisata.
Selain itu, Lamhot juga mendorong Kemenpar untuk berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait pricing tiket. Ia berpandangan bahwa harga tiket transportasi, terutama ke objek-objek wisata, harus dibuat lebih terjangkau.
“Seharusnya bisa dibuat atau pemerintah memberikan insentif terhadap orang lain di sekitar, sehingga ticketing itu murah. Nah pemerintah yang memberikan insentif,” jelasnya, menyarankan perlunya subsidi atau insentif pemerintah untuk menekan biaya tiket.
Area fokus lain yang tak kalah penting adalah kekayaan budaya. Kemenpar didorong untuk berkoordinasi dengan Kementerian Kebudayaan untuk memanfaatkan parade budaya yang sangat beragam di seluruh objek wisata di Indonesia.
Selain pertunjukan budaya, Politisi Fraksi Partai Golkar ini mencontohkan negara-negara Eropa yang sukses dengan museum berbasis budaya (Museum Louvre, Museum Napoleon). Ia mengusulkan inisiatif untuk membangun museum tematik seperti “Museum Diponegoro” dengan storytelling yang menarik agar mampu menarik pengunjung berduyun-duyun.
“Dukungan budaya ini termasuk juga pembangunan-pembangunan museum-museum yang berbasis budaya. Itu juga dukungan yang sangat kuat terhadap pengembangan sektor pariwisata kita,” tegas Lamhot.
Lamhot Sinaga menekankan bahwa semua upaya kolaboratif ini, bertujuan untuk mencapai target pertumbuhan 8 persen (Astacita) di sektor pariwisata Indonesia. Ia menekankan bahwa seluruh langkah ini harus dilakukan di bawah kendali langsung presiden untuk memastikan sinergi yang maksimal. []











