KETUA Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menilai penguatan kapasitas SDM pada pendidikan vokasi termasuk pada Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) menjadi hal yang penting untuk menghadapi transformasi pekerjaan di era modern.
Dalam kegiatan peluncuran Program Pelatihan 1.100 Instruktur LKP di Kantor Kemendikdasmen di Jakarta, Senin (29/9/2025), Hetifah menuturkan di era ini banyak lapangan pekerjaan yang tergantikan oleh robot, namun juga banyak pekerjaan baru yang diciptakan oleh manusia.
“Dengan kata lain, kita semua di ruangan ini tentunya dituntut untuk bisa meningkatkan keterampilan dan beradaptasi dengan perubahan tersebut. Jika tidak, maka akan ada risiko sebagian besar angkatan kerja tertinggal oleh transformasi besar yang sedang berlangsung,” katanya menegaskan, dikutip dari Antaranews.
Hetifah menekankan LKP merupakan salah satu ujung tombak untuk menciptakan tenaga-tenaga terampil yang menjadi tanggung jawab besar negara untuk diperkuat bersama-sama.
Menurutnya, LKP selaku pelaksana kegiatan pendidikan informal dan nonformal di Indonesia harus melakukan perubahan-perubahan yang strategis untuk memperkuat SDM pendidikan vokasi di tanah air.
“Tentu saja penyesuaian kurikulum supaya lebih relevan dan tentu saja materi-materi baru sepertiĀ digital skill, data literacy, keamananĀ cyber, pemanfaatan AI, maupun keterampilan wirausaha berbasis digital menjadi sangat diminati,” ungkapnya.
Hetifah memberi contoh pada pendidikan tata rias, di mana para penata rias (make-up artist/MUA) di era ini harus piawai dalam menggunakan media sosial sebagai upaya untuk jemput bola mencari para pengguna jasa.
Demikian juga bukan hanya untuk melatih anak-anak muda, lanjut dia, LKP perlu menyediakan program pelatihan ulang bagi pekerja-pekerja yang terdampak disrupsi agar mampu beralih ke bidang baru tanpa kehilangan daya saingnya.
Maka dari itu, Hetifah menekankan pentingnya penguatan instruktur pada pendidikan vokasi, yang merupakan kunci dari terwujudnya peningkatan kualitas SDM vokasi di Indonesia.
“Kami di DPR RI ingin agar kelembagaan terkait pendidikan nonformal ini terus ditata dan diperkuat. Dan kami ingin agar instruktur juga dipastikan bahwa mereka pun pendidik yang memiliki hak untuk terus diasah kompetensinya, yang memiliki hak untuk dilindungi dan memiliki hak juga untuk sejahtera,” ujarnya.
Oleh karenanya, Hetifah mengapresiasi langkah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang meluncurkan Program Pelatihan 1.100 Instruktur LKP sebagai upaya meningkatkan kontribusi LKP terhadap pembangunan SDM Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Dirjen Vokasi PKPLK) Kemendikdasmen Tatang Muttaqin menjelaskan pelatihan ini dilaksanakan di 70 lokasi dengan delapan bidang keterampilan dari desain grafis, pemasaran digital, aplikasi perkantoran, tata rambut, barista, teknik motor konvensional, teknik motor listrik, serta tata busana.
Menurut dia, keberhasilan program ini tidak bisa berjalan sendiri. Sehingga, diperlukan dukungan baik dari pemerintah daerah, dunia kerja dan organisasi mitra serta masyarakat luas.
“Semoga upaya kita bersama membawa manfaat yang lebih besar untuk penguatan pendidikan vokasi di Indonesia melalui peningkatan kapasitas instruktur menuju pendidikan bermutu untuk semua.” tutur Tatang Muttaqin. []
							










