ANGGOTA Badan Legislasi DPR RI, Firman Soebagyo, menyerukan perlunya komitmen menyeluruh dari berbagai elemen bangsa dalam mendukung upaya pemberantasan narkotika di Indonesia. Ia menekankan bahwa keberhasilan Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak hanya bergantung pada semangat internal lembaga, tetapi juga pada dukungan politik, kelembagaan, dan anggaran yang memadai.
“BNN menunjukkan tekad yang semakin kuat dalam memerangi narkoba. Namun, semangat itu harus ditopang oleh dukungan konkret dari semua pihak,” ujar Firman dalam rilis yang dikutip Parlementaria, di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Firman menyoroti lambannya pembahasan revisi Undang-Undang Narkotika di parlemen sebagai salah satu hambatan struktural. Ia menyatakan bahwa pembaruan regulasi sangat penting agar BNN memiliki pijakan hukum yang kokoh dalam menjalankan tugasnya.
“Revisi UU Narkotika sudah lama tertunda. Padahal, regulasi yang lebih relevan sangat dibutuhkan agar BNN bisa bekerja lebih optimal,” kata Politisi Fraksi Partai Golkar tersebut.
Dalam proses revisi tersebut, Firman menekankan pentingnya memperkuat tiga aspek utama: struktur kelembagaan, alokasi anggaran, dan kualitas sumber daya manusia (SDM) di tubuh BNN. Ia mengusulkan agar BNN diberikan kewenangan tunggal dalam mengoordinasikan seluruh upaya pemberantasan narkotika secara nasional.
“BNN perlu memiliki posisi yang jelas dan otoritas yang kuat agar koordinasi lintas sektor bisa berjalan lebih efektif,” jelas Firman, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT).
Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan berkelanjutan serta dukungan anggaran yang memadai. Menurutnya, tantangan yang dihadapi BNN semakin kompleks, sehingga dibutuhkan personel yang kompeten dan siap menghadapi berbagai modus operandi jaringan narkotika.
“Dengan SDM yang terlatih dan anggaran yang cukup, BNN akan lebih tangguh dalam menghadapi ancaman narkoba yang terus berkembang,” tambah anggota Komisi IV DPR itu.
Firman turut menekankan pentingnya kolaborasi antara BNN dan masyarakat sipil, termasuk organisasi penggiat anti-narkoba seperti GRANAT. Ia mendorong agar sinergi tersebut diperluas hingga ke tingkat lokal untuk membangun kesadaran kolektif di tengah masyarakat.
“Kerja sama antara BNN dan komunitas anti-narkoba harus diperkuat hingga ke akar rumput. Partisipasi publik adalah fondasi utama dalam membangun ketahanan sosial terhadap bahaya narkotika,” tegasnya.
Dengan penguatan kelembagaan, dukungan anggaran, dan peningkatan SDM, Firman optimistis bahwa Indonesia dapat lebih efektif dalam menghadapi ancaman narkotika. Ia menutup pernyataannya dengan ajakan kepada seluruh elemen bangsa untuk bersatu dalam komitmen politik demi Indonesia yang bebas dari narkoba. {}