PEMERINTAH diminta meningkatkan produksi dan pengendalian harga pokok penjualan (HPP) beras agar terus stabil, yang akhirnya berdampak pada kesejahteraan petani.
Anggota Komisi IV DPR RI Eko Wahyudi melihat pemerintah telah bekerja keras kepada pemerintah atas upaya dan kerja keras pemerintah dalam meningkatkan produksi, dengan stok beras yang mencapai 4,2 juta ton, tetapi pemerintah juga harus dapat menstabilkan harga beras yang mengalami kenaikan di tengah produksi melimpah.
“Kita mengapresiasi pencapaian produksi beras yang tembus angka 31, 04 juta pada bulan Oktober, maka dengan produksi yang melimpah semestinya harga beras harus tetap stabil, tidak mengalami kenaikan, karena hal ini menjadi anomali yang secepatnya di selesaikan oleh pemerintah,” kata Eko dalam keterangannya, Rabu (10/9/2025), dikutip dari Tribunnews.
Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga beras premium tingkat konsumen naik menjadi Rp16.088 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp16.037 per kg, sedangkan beras medium Rp13.741 per kg.
Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.561 per kg naik dari sebelumnya Rp12.543 per kg.
Anggota DPR RI daerah pemilihan Jawa Timur IX itu juga meminta agar pemerintah dapat berinovasi untuk mengalakkan sistem otomatisasi pertanian.
“Pemerintah harus terus berinovasi, memanfaatkan kemajuan teknologi dalam bidang pertanian, menciptakan sistem otomatisasi dalam bidang pertanian sehingga dapat meningkatkan produksi hasil pertanian, dan dapat menekan biaya produksi,” tambah politisi Partai Golkar ini.
Eko menegaskan, kendala lain dalam upaya mencapai swasembada pangan adalah, terus menyusutnya generasi petani.
Sehingga, kata Eko, tidak ada alternatif lain yang bisa ditempuh kecuali melalui inovasi teknologi pertanian untuk mengganti tenaga manusia dalam menggarap lahan, menanam, panen dan juga peningkatan nilai tambah pasca panen dari berbagai komoditas pertanian yang ada. []