DALAM upaya memperkuat hubungan bilateral dan mempererat kerja sama kawasan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri sekaligus memberikan sambutan dalam acara pertemuan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Vietnam atau Indonesia-Vietnam Friendship Association (IVFA) Members’ Gathering and Forum yang digelar di Jakarta.
Forum ini mengusung tema “Resilience & Partnership: Navigating Regional Growth Amid Global Uncertainty”, yang menjadi panggung penting bagi dialog strategis lintas negara di tengah dinamika global yang tidak menentu.
Airlangga menekankan, di saat dunia menghadapi perang dagang dan ketidakpastian geopolitik, kawasan Asia Tenggara dituntut untuk lebih kompak dalam memperkuat kolaborasi multilateral dan meningkatkan sinergi ekonomi intra-ASEAN. Ia menggarisbawahi bahwa ASEAN bukan sekadar blok ekonomi, melainkan rumah bersama bagi lebih dari 600 juta penduduk dengan nilai ekonomi yang mencapai USD 3 triliun.
“Situasi global saat ini, justru membuka ruang bagi kita untuk memperdalam integrasi ekonomi regional. Kita harus menjadikan tantangan sebagai peluang untuk memperkuat rantai nilai kawasan, sehingga ASEAN dapat tampil lebih solid dan tangguh,” ujar Airlangga sebagaimana dikutip redaksi Golkarpedia dari akun instagramnya @airlanggahartarto_official.
Dalam konteks hubungan bilateral, Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2017-2024 ini juga menyoroti peningkatan signifikan dalam kerja sama antara Indonesia dan Vietnam, khususnya di sektor investasi. Salah satu langkah konkret yang menjadi sorotan adalah komitmen VinFast, produsen kendaraan listrik asal Vietnam yang telah mengalokasikan investasi sebesar USD 1,2 miliar untuk menjadikan Indonesia sebagai hub kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara.
Selain sektor otomotif, kedua negara juga telah menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk kerjasama strategis di bidang pengembangan ekonomi digital dan penguatan kapasitas teknis. Kerja sama ini diharapkan mampu menopang infrastruktur teknologi, mendorong inovasi, dan menciptakan pertumbuhan yang inklusif serta berkelanjutan.
Tak hanya itu, sejumlah peluang kolaborasi antara Indonesia dan Vietnam turut mencakup sektor industri, perdagangan, jasa, ketenagalistrikan, perhotelan, restoran, hingga sektor perikanan. Hal ini mencerminkan komitmen bersama untuk memperluas cakupan kerja sama lintas sektor dalam rangka memperkuat daya saing kawasan.
Airlangga menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa arah hubungan Indonesia dan Vietnam ke depan harus dibingkai dalam semangat membangun ASEAN yang semakin terintegrasi, berdaya saing tinggi, dan adaptif terhadap perubahan global. Ia menyerukan agar ASEAN terus memperkuat tatanan perdagangan multilateral yang terbuka, tangguh, dan berorientasi masa depan.
“Kita perlu terus mendorong promosi perdagangan dan investasi, bergerak maju membangun kawasan yang damai dan sejahtera. Saatnya mempererat kolaborasi antarmasyarakat, bukan hanya antarpemerintah, demi menciptakan ekosistem ASEAN yang benar-benar inklusif dan berkelanjutan,” tegas Airlangga.
Pertemuan IVFA ini tidak hanya menjadi forum silaturahmi antar pelaku diplomasi, tetapi juga menjadi ajang mempertegas posisi strategis Indonesia dan Vietnam dalam memimpin transformasi kawasan di tengah arus perubahan global yang cepat. []