Airlangga Hartarto Dorong Furnitur Nasional Jadi Pemain Utama di Pasar Internasional

PEMERINTAH terus mendorong industri furnitur nasional agar makin kuat dan berdaya saing.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, industri furnitur nasional yang berpotensi besar di pasar internasional patut untuk terus dikembangkan dan mendapat dukungan.

Menurutnya, dengan bahan baku lokal yang melimpah dan kreativitas desain yang tinggi, industri ini terbukti mampu bertahan menghadapi tantangan global.

“Saya selalu bilang industri ini adalah industri yang berbasis sumber daya dari dalam negeri. Dan kita punya kayu-kayu unik karena negara tropical. Tentu negara lain yang subtropical agak sulit harusnya bertanding dengan kita,” kata Airlangga, saat ditemui di pameran International Furniture and Craft Fair Indonesia+ (IFFINA+) 2025, ICE BSD, Tangerang, baru-baru ini, dikutip Kamis (18/9/2025), dikutip dari RMOL.

Ia mengungkapkan industri furniture pada kuartal kedua tahun ini tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi. “Tentu industri furnitur ini harusnya menjadi industri andalan berbahan baku lokal, punya daya beli masyarakat lokal yang juga kuat,” jelas Airlangga menambahkan.

Furnitur merupakan industri padat karya yang tidak hanya menyerap banyak tenaga kerja, tetapi juga mampu memberikan nilai tambah tinggi. “Produk furnitur Indonesia bukan sekadar komoditas, melainkan produk yang merepresentasikan karya seni dan kreativitas bangsa,” ujar Airlangga.

Guna memperluas akses pasar, pemerintah terus memperkuat kerja sama ekonomi internasional.

“Pada akhir September nanti, Indonesia akan menandatangani Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa. Kesepakatan tersebut akan membuka akses hingga 80 persen produk Indonesia, termasuk furnitur, ke pasar Eropa dengan tarif nol persen” papar Airlangga.

Dari sisi dukungan domestik, pemerintah meluncurkan berbagai kebijakan untuk memperkuat daya saing industri furnitur. Salah satunya melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) padat karya, dengan subsidi bunga sebesar lima persen untuk pembiayaan investasi hingga tujuh sampai 10 tahun.

Skema ini ditujukan agar pelaku usaha, terutama UKM, dapat melakukan restrukturisasi mesin dan meningkatkan kapasitas produksi.

“Jadi dengan perbaikan daripada permesinan, dengan bahan baku yang ada di dalam negeri, saya meyakini bahwa industri ini punya daya saing yang kuat dan pasarnya terbuka lebar,” ujarnya.

Pameran IFFINA+ 2025 berlangsung selama empat hari, yaitu 17 hingga 20 September 2025. Pameran ini diselenggarakan oleh Asmindo bekerja sama dengan PT Mahala Imaji Kreasi. IFFINA+ 2025 tampil dengan konsep visioner bertajuk ‘Story of Origin’ yang membawa misi menjadikan Indonesia sebagai pusat tren kultur, desain, furnitur, dan kerajinan dunia. []

Leave a Reply