Ahmad Doli Kurnia Apresiasi Pidato Kenegaraan Prabowo: Tegas Lawan Korupsi, Berorientasi Rakyat

ANGGOTA DPR RI Ahmad Doli Kurnia mengapresiasi pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR RI serta Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI yang digelar di Gedung Nusantara, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Menurutnya, ada empat kata kunci yang bisa kita maknai dalam pidato Presiden Prabowo Subianto itu, yaitu visioner, genuine, konkret dan jujur.

“Pandangan yang visioner dapat kita lihat dari penguasaan beliau atas isu-isu global dan bagaimana membawa Indonesia semakin dihormati di kawan regional dan internasional”, kata Doli dalam keterangan tertulis yang dikutip Parlementariadi Jakarta, Senin (18/8/2025).

Sementara pemikiran Prabowo yang genuine, terlihat dari komitmennya untuk menjaga ke-Indonesiaan kita. “Presiden menekankan pentingnya kembali ke jati diri bangsa dalam menjalankan demokrasi. Demokrasi kita bukan meniru mentah-mentah dari luar, tapi berakar dari nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendiri bangsa,” kata Wakil Ketua Baleg DPR RI.

Dalam konteks tersebut, Doli sepenuhnya mendukung bahwa UUD 1945 yang disusun oleh para founding father bangsa adalah rancang bangun yang relevan menuju negara kuat dan sejahtera. Meski begitu, perbaikan atau penyempurnaan konstitusi merupakan konsekuensi sejarah, seiring dengan perubahan tantangan pada tiap generasi.

Yang juga perlu mendapat apresiasi, kata Doli, terkait dengan jiwa besar presiden untuk mengakui masih ada tantangan yang belum terselesaikan, khususnya pemberantasan korupsi. Kejujuran semacam ini sangat penting, karena akan menjadi contoh bagi pejabat di semua level, untuk mengakui kekurangan, dan selanjutnya melakukan perbaikan.

“Poin penting lainnya dalam pidato Presiden Prabowo adalah komitmennya terhadap pemberantasan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Presiden menegaskan tidak ada satu pun pihak yang boleh merasa kebal hukum, termasuk mereka yang berada di dalam koalisi,” jelas Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

“Ini penegasan yang sangat penting. Tentu Partai Golkar akan menjadi bagian dari komitmen itu. Sebagai kekuatan yang berada dalam pemerintahan, tentu Ketua Umum kami dan semua kader yang ada di dalam kabinet akan selalu terdepan menjaga komitmen itu. Dan sebagai kekuatan politik, Golkar juga akan tetap menjalankan fungsi pengawasan. Pemerintah harus terus diawasi agar tetap berada di jalur konstitusi dan bekerja sepenuhnya untuk rakyat,” tegas Doli.

Terakhir, Presiden juga telah melakukan kerja konkret. Tidak hanya selalu pidato bersifat retorik, melainkan juga diiringi program nyata yang berorientasi pada kepentingan rakyat. Dalam 299 hari sudah banyak sekali catatan raihan, bahkan sejarah baru yang ditorehkan pemerintahan Prabowo.

Lebih jauh, Doli menilai tema besar yang diangkat Presiden dalam pidatonya, yakni Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, menjadi arah kebijakan nasional yang relevan dengan kondisi saat ini. Sebuah pernyataan yang monumental, Presiden menyebutkan: “Kalau rakyat belum sejahtera, artinya kita belum berhasil sebagai negara merdeka”.

Pidato Presiden Prabowo kali ini dinilai sebagai penanda awal dari pemerintahan yang berkomitmen pada reformasi birokrasi, supremasi hukum, dan pembangunan berkelanjutan berbasis kemandirian bangsa.

“Saya sependapat dengan Bapak Presiden, jika kita bersatu, bersinergi, berkolaborasi, maka rancang bangun yang sudah dibuat oleh pendiri bangsa  akan membawa kita mewujudkan Indonesia yang Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju,” pungkas Doli. []

Leave a Reply