Adde Rosi Khoerunnisa: Tantangan Kader KPPG Tak Mudah, Mengurus Keluarga Juga Mengurus Partai Golkar

DPP Partai Golkar melalui salah satu organisasi sayapnya yaitu Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) menyelenggarakan capacity building bagi kader perempuan Partai Golkar Senin-Rabu (15-17/12/2025). Pembukaan kegiatan dilaksanakan di Kantor DPP Partai Golkar, rangkaian kegiatan selanjutnya dilaksanakan di Kawasan Puncak Bogor.

Kegiatan ini diikuti oleh jajaran pengurus harian dan para kader perempuan Partai Golkar dari berbagai daerah di Indonesia.
Pelatihan peningkatan kapasitas organisasi perempuan Partai Golkar ini sangat urgent, tidak hanya menjadi kebutuhan bagi para pengurus harian maupun para kader perempuan Partai Golkar, tapi sudah menjadi keharusan yang tidak bisa dihindari sebagai bagian dari mesin penggerak Partai Golkar.

Kegiatan capacity building ini menjadi kompas penentu arah pergerakan suara Partai Golkar di 2029. “Karena itu, DPP Partai Golkar sangat mendukung kegiatan ini melalui kehadiran Sekjen DPP Partai Golkar, Muhammad Sarmuji pada pembukaan acara kegiatan kemarin,” ujar Wabendum DPP Partai Golkar yang juga Bendahara Umum PP KPPG, Adde Rosi Khoerunnisa.

Adde Rosi juga menilai, tantangan pengurus dan kader perempuan Partai Golkar ke depan tidak mudah. Selain mengurus keluarga juga mengurus dan membesarkan partai serta mengepakkan sayap partai ke berbagai segmen kaum perempuan di Indonesia, dari mulai mengenalkan Partai Golkar hingga merekrutnya menjadi simpatisan bahkan kader Partai Golkar.

“Namanya juga organisasi sayap partai, harus mampu terbang berkembang menjangkau seluas-luasnya jaringan kaum perempuan di Indonesia, karena itu pengurus dan kader perempuan Partai Golkar harus mempunyai jaringan yang luas dan keterampilan yang mumpuni dalam menjalankan perannya,” terang Anggota komisi X DPR RI dari Dapil Banten I ini.

Selanjutnya, Sekjen DPP Partai Golkar Muhammad Sarmuji menilai perempuan memiliki posisi strategis dalam partai politik. Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI ini mengingatkan keterwakilan perempuan dalam kepengurusan partai minimal harus mencapai 30 persen, termasuk dalam struktur Partai Golkar.

Menurut Sarmuji, keterlibatan perempuan tidak boleh berhenti pada pemenuhan kuota. Perempuan harus aktif terlibat dalam diskusi, rapat, dan proses pengambilan keputusan sehari-hari agar merasa nyaman dalam dunia politik dan membangun kepercayaan diri.

“Dalam daftar calon legislatif juga berlaku 30 persen perempuan. Artinya peluang perempuan itu sudah terbuka,” kata Sarmuji.

Meski Partai Golkar telah memenuhi ketentuan tersebut, ia mengakui persoalan kader perempuan belum sepenuhnya tuntas. Salah satunya adalah persoalan kepercayaan diri yang masih menjadi tantangan dalam perekrutan calon legislatif perempuan.

Di waktu yang sama, Ketua Umum PP KPPG Hetifah Sjaifudian dalam sambutan pembukaan menegaskan militansi dan loyalitas kader perempuan Golkar tidak perlu diragukan. Menurut Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar ini, kader KPPG selama ini selalu terlihat dalam berbagai agenda dan kerja-kerja partai, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Namun Hetifah menilai semangat dan loyalitas saja tidak cukup. Legislator Partai Golkar asal Kaltim ini menekankan pentingnya pembekalan pengetahuan dan keterampilan politik agar kader perempuan mampu bertahan dan bersaing secara sehat.

“Kader KPPG sudah memiliki semangat, keberanian, dan loyalitas. Namun itu saja tidak cukup, harus dibekali dengan pengetahuan politik,” ujarnya.

Hetifah mengakui dunia politik masih sarat tantangan bagi perempuan. Meski perempuan terbukti mampu bertahan, ia menilai diperlukan perangkat pengetahuan, keterampilan khusus, serta keberanian agar perempuan benar-benar bisa survive dan berkompetisi.

Menurut Hetifah, penguatan kapasitas menjadi kunci agar kader perempuan tidak sekadar hadir, tapi juga berpengaruh. Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Hetifah menyatakan KPPG akan terus diperkuat hingga tingkat kecamatan, bahkan desa dan kelurahan. Langkah ini dinilai penting untuk memperluas basis kader perempuan sekaligus memastikan kaderisasi berjalan dari tingkat akar rumput. []