SEKRETARIS Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar, Abdul Rahman Farisi, menilai langkah cepat Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam pembangunan pabrik metanol dan etanol mencerminkan kepemimpinan yang efektif. Proyek ini menjadi bagian dari percepatan hilirisasi sumber daya alam sekaligus upaya mewujudkan swasembada energi sebagaimana visi Presiden Prabowo Subianto.
Rencana pembangunan pabrik ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo di awal pembentukan Kabinet Merah Putih. Kala itu, Presiden memerintahkan Menteri Bahlil mempercepat berdirinya industri metanol dan etanol sebagai fondasi kemandirian energi nasional.
Kini, menjelang setahun pemerintahan berjalan, pabrik tersebut siap diresmikan. Capaian ini kontras dengan pembangunan pabrik metanol pertama yang memerlukan waktu hingga lima tahun.
Menurut Abdul Rahman kepada Golkarpedia, keberhasilan mempercepat pembangunan pabrik tidak lepas dari kemampuan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membangun komunikasi lintas sektor. Ia menekankan, pabrik berskala nasional tidak mungkin berdiri tanpa dukungan kementerian/lembaga lain dan pemerintah daerah.
Selain kecepatan eksekusi, Abdul Rahman juga menilai Menteri ESDM Bahlil konsisten memberi ruang lebih besar bagi pengusaha nasional. “Prioritas kepada pelaku usaha nasional sebagai motor hilirisasi SDA patut diapresiasi,” ujar Abdul Rahman.
Komitmen lain Menteri Bahlil, lanjutnya, tampak dari rencana penyebaran pabrik metanol dan etanol di berbagai wilayah, termasuk Papua. Langkah ini dinilai penting untuk menghadirkan pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa, sekaligus memperkuat pemerataan pembangunan nasional.
“Gerak cepat Menteri Bahlil adalah bukti totalitasnya menjalankan perintah Presiden. Ini juga menjawab kebutuhan bangsa untuk segera punya fondasi kuat di sektor energi,” pungkas mantan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin itu. []