Anggota Komisi I DPR RI, Gavriel Novanto, menyampaikan rasa bangga atas kehadiran Presiden Prabowo Subianto yang akan berpidato dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York. Terlebih momen ini jadi yang pertama kalinya dilakukan dalam satu dekade terakhir.
Menurut Gavriel, momentum ini bukan hanya simbol kehadiran Indonesia di forum dunia, tetapi juga penegasan posisi bangsa dalam memperjuangkan perdamaian dan kedaulatan di tengah dinamika global.
“Saya rasa itu sangat bagus, sangat positif, dan kita semua excited menanti apa yang akan Bapak Presiden Prabowo sampaikan. Karena terakhir itu sepuluh tahun lalu presiden Indonesia berpidato di PBB. Ini suatu kebanggaan untuk Indonesia, karena suara presiden kita didengar di seluruh dunia,” kata Gavriel kepada redaksi Golkarpedia di sela ia menghadiri pembukaan Bimtek II Partai Golkar di Jakarta, Senin (22/09).
Politisi muda Partai Golkar ini menambahkan, salah satu isu yang diyakininya akan disampaikan Presiden Prabowo adalah konsistensi dukungan Indonesia terhadap perjuangan Palestina.
“Saya yakin beliau akan berbicara tentang Palestina. Bagaimana beliau selalu memperjuangkan two state solution, mengakui Israel sekaligus mengakui Palestina. Sikap ini sudah diakui oleh beberapa negara dan jika dibawa ke forum PBB, akan memberi dampak positif bagi Indonesia maupun dunia,” tegas legislator asal NTT ini.
Lebih jauh, Gavriel menekankan pentingnya konsistensi Indonesia dalam menjaga sikap non-blok. Menurutnya, prinsip ini harus terus menjadi pijakan agar Indonesia mampu menjalin komunikasi dengan semua pihak, tanpa terjebak dalam rivalitas antar kekuatan besar.
“Kami berharap Indonesia terus membuka komunikasi dengan seluruh pihak, baik Amerika maupun negara-negara BRICS seperti Tiongkok dan Rusia. Sebab Indonesia adalah negara non-blok. Sikap ini akan memperkuat posisi kita dalam perdagangan, kerja sama ekonomi, dan tentu dalam menjaga kedaulatan negara,” ujarnya.
Sebelumnya, menurut siaran resmi Sekretariat Kabinet, Presiden Prabowo akan menyampaikan pidatonya pada urutan ketiga dalam Debat Umum PBB, Selasa, 23 September 2025, setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat.
Pidato ini dipandang sebagai momen strategis untuk mempertegas peran Indonesia sebagai pemimpin di kawasan Global South sekaligus menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia.
Pidato Prabowo di PBB tahun ini dipandang sebagai kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperkuat reputasi global. Selain menyuarakan kepentingan nasional, Indonesia diharapkan bisa tampil sebagai penengah yang menjembatani kepentingan negara-negara maju dengan negara berkembang.
Dalam pidato kenegaraannya di Sidang Tahunan MPR RI beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo juga telah menegaskan komitmen bahwa Indonesia tetap berada di jalur bebas aktif, tidak berpihak pada blok manapun, dan selalu mengutamakan kepentingan bangsa.
“Pidato ini akan menjadi sorotan dunia. Kita berharap suara Indonesia benar-benar menjadi jembatan dialog di tengah polarisasi global. Dengan prinsip bebas aktif, saya yakin Indonesia akan semakin diperhitungkan,” tutup Gavriel. {golkarpedia}