Gubernur Melki Laka Lena Apresiasi Keberanian Sumba Tengah Bangun Rumah Rakyat Meski APBD Terbatas

GUBERNUR Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena, mengaku terpukau dengan langkah berani Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah yang meluncurkan program pembangunan rumah rakyat dan pekarangan produktif Pro Oli Mila. Dengan pendapatan asli daerah yang kecil, Sumba Tengah justru berani mengandalkan APBD dan kolaborasi Dana Desa untuk menjawab kebutuhan dasar masyarakat miskin.

“Ini patut diapresiasi. Meski dengan APBD terbatas, Sumba Tengah bisa memulai. Pemprov NTT justru baru meluncurkan program serupa,” ujar Gubernur Melki saat membuka rapat koordinasi bersama Bupati, Wakil Bupati, dan para pemangku kepentingan di Waibakul, Minggu (14/9/2025), dikutip dari SelatanIndonesia.

Menurut Gubernur Melki, inisiatif itu membuktikan bahwa kemiskinan yang melilit 30 persen penduduk Sumba Tengah tidak membuat pemerintah daerah berhenti bergerak. Sebaliknya, dengan sinergi pemerintah kabupaten, desa, dan provinsi, langkah-langkah nyata bisa segera dirasakan masyarakat. “Kolaborasi lintas pemerintah adalah kunci agar rakyat langsung mendapat manfaat,” katanya.

Selain soal rumah rakyat, Gubernur Melki menyoroti pentingnya inovasi di bidang kesehatan dan pangan. Ia mendorong pemanfaatan telemedicine, program Cek Kesehatan Gratis, serta percepatan Makan Bergizi Gratis yang mulai dijalankan di sejumlah titik. Program ini, kata Melki, tidak hanya soal gizi anak, melainkan juga menggerakkan ekonomi lokal.

Gubernur Melki juga menekankan perlunya setiap kabupaten menyiapkan etalase produk unggulan. Ia memperkenalkan rencana NTT Mart dengan konsep One Village One Product dan One School One Product, agar kekuatan lokal bisa tampil ke pasar global.

Dari ruang rapat sederhana di Waibakul itu, apresiasi Gubernur Melki menegaskan satu hal: bahwa keberanian memulai, meski dengan anggaran kecil, adalah langkah penting dalam menenun harapan baru. Sumba Tengah, lewat rumah mandiri dan etalase desa, sedang memberi teladan bahwa perubahan besar bisa tumbuh dari langkah kecil yang berani.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu, menegaskan komitmen pemerintahannya untuk mendukung penuh Program Dasa Cita yang digagas Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.

“Melalui Beasiswa Abadi dan pembangunan 1.000 rumah layak huni, kami berharap kesejahteraan masyarakat makin meningkat,” kata Paulus, sambil menggarisbawahi perlunya dukungan provinsi untuk mengatasi persoalan 30 persen penduduk miskin di kabupatennya.

Rapat koordinasi juga diwarnai laporan dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Sumba Tengah, Wahyu, memastikan kewajiban iuran daerah sudah terpenuhi, meski pelayanan kesehatan masih menghadapi sejumlah kendala. Sementara itu, Kepala BPJS Ketenagakerjaan NTT, Wawan Burhanuddin, menyampaikan bahwa 1.565 pekerja rentan di Sumba Tengah—mulai dari petani, nelayan, hingga tukang ojek—telah mendapat perlindungan sosial.

Simbolis penyerahan kartu kepesertaan BPJS serta santunan kematian menjadi penanda bahwa program perlindungan itu bukan sekadar angka di laporan, melainkan jaring pengaman nyata bagi keluarga yang ditinggalkan.

Kunjungan kerja ini turut dihadiri Wakil Bupati Sumba Tengah M. Umbu Djoka, Ketua DPRD, pimpinan perangkat daerah, hingga camat dan kepala desa. Dari ruang rapat sederhana di Waibakul itu, perbincangan mengenai rumah rakyat, kesehatan gratis, hingga etalase produk lokal menandai babak baru perjalanan Sumba Tengah, sebuah kabupaten kecil yang sedang menata harapan besar bersama provinsinya.

Di luar gedung kantor, sabana Sumba Tengah terbentang luas. Kuda Sandelwood berlarian, angin pagi menelusup di sela pepohonan, seolah ikut mengiringi langkah program-program rakyat yang mulai menumbuhkan asa. Di setiap rumah yang dibangun, di setiap produk lokal yang dipajang, teranyam doa dan kerja keras, menjadi saksi bisu bahwa harapan, seperti angin di sabana, dapat menembus batas dan menggerakkan kehidupan desa ke arah yang lebih cerah. []