Bambang Patijaya Dorong Hilirisasi Batubara ke Industri Kimia Bernilai Tinggi

KETUA Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Patijaya menilai hilirisasi batubara perlu diarahkan ke pengembangan industri kimia batubara (coal chemical industry). Langkah ini diyakini mampu menghasilkan produk bernilai tambah tinggi sekaligus memperkuat kemandirian energi nasional.

“Batubara jangan hanya dipandang sebagai energi primer, tetapi juga bahan baku strategis. Produk turunan yang dihasilkan bisa berupa bahan baku plastik, lilin industri, deterjen, pelumas, hingga material manufaktur modern,” ujar Bambang, Senin (25/8/2025), dikutip dari FraksiGolkar.

Berdasarkan kajian global, industri coal chemical mampu menghasilkan lebih dari 20 produk turunan, mulai dari SNG, naphta, dan diesel, hingga produk hilir berdaya saing tinggi seperti bahan kimia industri dan pelumas berkualitas. Menurut Bambang, Indonesia perlu menyiapkan peta jalan hilirisasi batubara agar dapat memperluas rantai nilai, memperkuat pasar domestik, dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan kimia strategis.

Ia menyebutkan hilirisasi batubara ke industri kimia berpotensi memberikan sejumlah manfaat:

  • Mengurangi impor bahan kimia bernilai miliaran dolar per tahun.

  • Meningkatkan ekspor produk turunan dengan daya saing global.

  • Memberikan multiplier effect ke sektor manufaktur, farmasi, pertanian, hingga energi terbarukan.

  • Diversifikasi pendapatan negara dari produk olahan bernilai tinggi, bukan sekadar batubara mentah.

Bambang menekankan bahwa pengembangan hilirisasi harus bergeser dari sekadar substitusi gas menjadi diferensiasi dengan industri petrokimia. Teknologi gasifikasi dan syngas dinilai mampu mengonversi batubara menjadi bahan kimia bernilai tinggi dengan emisi lebih rendah, sejalan dengan target net zero emission 2060.

Ia juga menyoroti pentingnya konsep total utilization atau pemanfaatan total. Menurutnya, seluruh hasil olahan batubara, mulai dari gas, cairan, hingga residu padat, dapat dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan bahan bakar, pupuk, hingga material konstruksi.

Belajar dari pengalaman China yang sukses membangun industri coal chemical skala besar, Bambang menilai Indonesia harus mempercepat langkah serupa melalui integrasi teknologi, riset, dan komersialisasi.

“DPR siap mendorong pemerintah memperkuat regulasi, insentif fiskal, dan kemudahan investasi agar hilirisasi batubara ke sektor kimia berjalan cepat, efisien, dan terukur,” kata legislator asal Bangka Belitung itu. []

Leave a Reply