MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan implementasi program biodiesel 40 (B40) mencapai 6,8 juta kiloliter (KL) pada semester I 2025.
“Target kita kan 13,5 juta (KL) di tahun 2025, realisasinya sudah 6,8 juta KL,” ucap Bahlil dalam konferensi pers capaian kinerja semester I tahun 2025 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang digelar di Jakarta, Senin (11/8/2025), dikutip dari Antara.
Dengan demikian, implementasi B40 pada semester I 2025 sudah mencapai 50,4 persen. Melalui paparannya, disampaikan manfaat ekonomi dari program mandatori biodiesel adalah penghematan devisa pada 2025 sebesar 3,68 miliar dolar AS atau sekitar Rp 60,37 triliun.
Selain itu, juga terdapat manfaat berupa peningkatan nilai tambah Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp 9,51 triliun.
“Memang ada PSO dan non-PSO. Bagi industri itu non-PSO dan harganya memang berbeda dengan PSO. Karena itu di-cover oleh BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) atau oleh pemerintah,” ucap Bahlil.
Saat ini, lanjut dia, pemerintah sedang mencari formulasi agar perusahaan-perusahaan industri bisa memakai B40 dengan harga yang terjangkau.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi membenarkan ada keluhan dari beberapa perusahaan industri yang memang menggunakan B40 non-PSO.
“Itu harganya sedikit lebih tinggi, mahal. Ada yang beli sampai Rp24 ribu, tapi ada yang beli juga Rp12 ribu. Ini harganya akan dibagaimanakan, itu baru didiskusikan,” tutur Eniya.
Terkait rencana implementasi B50 pada 2026, Eniya menyampaikan belum ada road test untuk B50. “Ini nanti saya dan Pak Menteri persiapkan,” kata Eniya.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung memastikan biodiesel 50 (B50) akan diimplementasikan pada 2026. Dia menyampaikan bahwa saat ini pemerintah masih mengevaluasi implementasi B40. Sejauh ini, ia menilai implementasi B40 berada di kategori berhasil.
Oleh karena itu, ia optimistis implementasi B50 dapat dimulai pada awal 2026. Sikap tersebut sekaligus memberi kepastian, setelah muncul kekhawatiran tertunda implementasi B50 karena kendala bahan baku. {}