Menteri Maman Abdurrahman: Ekosistem Digital Bukan Pilihan, Tapi Keharusan Bagi UMKM

USAHA Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia. Ini terbukti saat krisis ekonomi 1998, sektor UMKM mampu bertahan dan jadi motor ekonomi rakyat. Namun ketika Pandemi Covid-19 banyak UMKM yang mengalami penurunan omzet, terutama yang bergerak di sektor offline.

Memasuki era digital saat ini masih banyak UMKM yang belum memaksimalkan potensinya melalui digitalisasi. Hal ini mendorong Gerai Lengkong bersama PT Finnet Indonesia (Finpay) bersama-sama memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada anggota UMKM Gerai Lengkong melalui event Penguatan Rantai Pasok Usaha Mikro di Gerai Lengkong, Tangerang Selatan, Banten.

Kegiatan tersebut dihadiri Menteri UMKM Maman Abdurahman, Wakil Gubernur Provinsi Banten Dimyati Natakusumah, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Riza Adha Damanik, Wali Kota Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, Founder Gerai Lengkong Lista Hurustiati, Direktur Enterprise Business Finpay Aziz Sidqi dan VP ICT e-Commerce & SME Services Finpay Roosdiono.

Menteri UMKM Maman Abdurahman menyampaikan UMKM itu tidak sekadar penopang ekonomi negara namun menjadi simbol kemandirian, simbol inovasi, dan simbol berjuang rakyat Indonesia. Maman juga berharap agar pegiat UMKM mulai familiar dengan ekosistem digital.

“Saya selalu sampaikan mengenai ekosistem digital, tidak bisa lagi kita hindari. Ini sebuah keniscayaan yang memang suka ataupun tidak suka, senang maupun tidak senang, ibu-ibu pengusaha-pengusaha UMKM sudah harus beradaptasi dengan ekosistem digital” jelasnya, dikutip dari SindoNews.

Saat ini pasar telah terbagi menjadi 3, pasar tradisional, modern, dan digital. Oleh sebab itu para penggiat UMKM harus beradaptasi dengan ekosistem digital. Lista menjelaskan bahwa UMKM bukan hanya tulang punggung ekonomi nasional tetapi juga wajah dari ketangguhan Masyarakat Indonesia.

“Pasca Covid-19 UMKM telah menunjukan bahwa mereka bisa bertahan, bangkit dan terus tumbuh dengan segala keterbatasan yang ada tentunya,” kata Lista Sabtu (2/8/2025).

Namun bukan berarti UMKM bisa bergerak sendiri, UMKM juga butuh dukungan nyata bukan hanya pendampingan dan kolaborasi.

“Melalui acara hari ini semoga semangat berkolaborasi, keberpihakan terhadap produk lokal serta penguatan rantai pasok bisa berlanjut. Dan tentunya kita harus bantu UMKM tidak hanya pelatihan namun dengan aksi nyata memberi produk mereka” tambahnya.

Aziz Sidqi dalam kesempatan yang sama menyampaikan komitmennya untuk mendukung UMKM. “Kami telah lama berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan modernisasi UMKM di Indonesia” ujarnya.

“Visi kami tidak hanya sebatas menyediakan solusi pembayaran, tetapi juga turut serta dalam memajukan kerakyatan melalui UMKM,” tambahnya.

Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan penandatanganan kerja sama Digitalisasi Pembayaran antara Finnet, Kementerian UMKM, dan para penggiat UMKM. Kerja sama strategis ini menjadi bentuk dukungan konkret dalam mempercepat transformasi digital sektor UMKM di Indonesia.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan sektor UMKM dapat tumbuh lebih cepat, berinovasi, dan siap menghadapi tantangan ekonomi global di era digital. {}

Leave a Reply