Gubernur Melki Laka Lena Ingin Setiap Desa di NTT Kembangkan Produk Unggulan untuk Tekan Inflasi

GUBERNUR Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena menginginkan setiap desa di provinsi berbasis kepulauan itu mengembangkan produk unggulan berbasis potensi lokal guna menekan inflasi yang kini bergerak positif dan tercatat sebesar 1,72 persen year on year (yoy).

“Kita patut bersyukur inflasi di Provinsi NTT sampai saat ini tetap bergerak positif menuju rentang sasaran 2,5 plus minus 1 persen. Inflasi terkini Provinsi NTT tercatat sebesar 1,72% (yoy) pada bulan Juni 2025,” katanya  dalam keterangan resmi di Kupang, Rabu (16/7/2025), dikutip dari Antara.

Dia mengatakan hal ini pada pembukaan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tingkat Provinsi NTT dengan tema “Sinergi Memperkuat Ketahanan Pangan untuk Ekonomi NTT yang Tumbuh Kuat dan Berkelanjutan.

Melki mengakui saat ini  tingkat inflasi tahunan NTT tercatat berada di bawah angka inflasi nasional yaitu sebesar 1.87 persen yoy.  Dengan prosentase tersebut menunjukkan bahwa angka inflasi NTT berada pada urutan ke-17  dimana NTT menjadi provinsi terendah se Indonesia.

Ia juga menegaskan untuk menjaga stabilitas inflasi, diperlukan kegiatan-kegiatan konstruktif untuk menjamin ketersediaan stok bahan pangan, keterjangkauan harga komoditi bahan pokok, serta kelancaran distribusi dan pasokan.

“Ketersediaan pasokan bahan kebutuhan pokok dapat diperkuat melalui Gerakan Menanam Tanaman Cepat Panen, khususnya tanaman pangan dan hortikultura, dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan di setiap rumah tangga,” ujarnya.

Gubernur menekankan diperlukan hilirisasi produk-produk pertanian, peternakan, dan perikanan menjadi berbagai produk turunan untuk menciptakan nilai tambah.

Hal ini selaras dengan semangat dan tujuan dari program One Village One Product  (OVOP), yang mendorong setiap desa mengembangkan produk unggulan berbasis potensi lokal.

“Kita tidak boleh lagi mengekspor produk mentah keluar dari NTT. Produk harus dan diserap oleh pasar lokal kemudian dipasarkan melalui NTT Mart,” ujar dia.

Menurut Melki melalui OVOP yang didorong hingga menjadi One Comunitty One Product digelorakan dengan Gerakan Beli NTT. Dia mencontohkan GMIT Sinode berkolaborasi dengan BI Perwakilan NTT telah meluncurkan GG Mart, ini adalah contoh yang harus diperluas oleh komunitas lainnya.

Ia menambahkan, inovasi-inovasi tersebut telah sejalan dengan program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) agar dapat melibatkan Petani, Peternak dan Nelayan lokal sebagai penyedia bahan pangan melalui Koperasi Merah Putih yang terintegrasi.

“Dengan perputaran ekonomi NTT, diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat dan laju inflasi serta membangun kemandirian dan pemberdayaan ekonomi masyarakat NTT. Melalui HLM TPID hari ini, mari bersinergi menjaga laju inflasi dengan spirit Ayo Bangun NTT,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI NTT Agus Sistyo Widjajati menyatakan inflasi NTT sepanjang 2025 berhasil ditekan di bawah 2 persen, sehingga menjadikan NTT salah satu dari lima provinsi dengan inflasi terendah nasional.

Namun ia mengingatkan agar tetap waspada terhadap laju inflasi di 5 kota indikator yaitu Kota Kupang, Kabupaten Ngada, TTS, Maumere dan Kabupaten  Waingapu.

“Ini adalah pencapaian luar biasa, dimana sebelumnya selalu menjadi top 5 inflasi tertinggi kini menjadi top 5 inflasi terendah di seluruh NTT. Catatan penting adalah memperhatikan laju inflasi,” ucapnya. {}